Kamis, 21 Maret 2019

Aku Memberi, Allah Mengganti II Jangan Takut Berbagi

AKU MEMBERI, ALLAH MENGGANTI
Ada sebuah kalimat yang sering kita ucapkan baik sadar ataupun tidak, yaitu “untuk apa saya memberi sedangkan saya sediri masih miskin, saya sendiri masih butuh pertolongan”. Yang tanpa sadar kita lupa bahwa semua yang ada pada diri kita adalah titipan dan sebagian harta kita terdapat hak milik orang lain. Memberi atau berbagi memang tidak menjanjikan untuk diganti saat itu juga, atau menjanjikan untuk dapat ganti di dunia, tapi yang Allah menjanjikan  pahala di Akhirat kelak….

Sahabat sahabat ku, dari Ibnu umar Ra. Rosulullah SAW bersabda:”Tangan diatas lebih baik dari pada tangan dibawah. Tangan diatas itu ialah yang memberi dan tangan yang dibawah ialah yang meminta”. (H.R Mutafaq’ alaih).  Dari hadist ini cukup menunjukkan kepada kita semua bagaimana keutamaan memberi atau berbagi. Ada banyak kisah tauladan yang menunjukkan bagaimana keutamaan dalam berbagi, salah satu nya  adalah kisah seorang suami yang dihadapkan dengan situasi istri yang dicintainya yang divonis dokter penyakit parah  dan diharuskan untuk menjalankan operasi dengan biaya 50 jt, Sementara mereka masih hidup dalam kemiskinan. Setelah berusaha sekuat tenaga dengan menjual barang-barang berharga mereka, lalu membuka tabungan qurban mreka dan menghutang, sang suami hanya mampu mengumpulkan uang dengan jumlah 20 jt saja. Sang suami sangat pasrah, hingga akhirnya dia mampir di sebuah masjid untuk sholat dan berdoa sambil membawa uang yang telah ia kumpulkan. Dalam do’a nya ia berkata, ”jika memang ini sudah waktunya untuk istriku kembali ke pangkuan mu aku ikhlas ya robb, tapi jika memang masih ada jalan untuk ku dapat hidup bersamanya di dunia ini, tolong bantu hamba”. Diperjalanan ke rumah sakit, sang suami membagi bagikan uang 20 jt yang ia kumpulkan untuk orang” dipinggir jalan, pedagang” keliling yang ia temui, higga uang tersebut benar” habis. Ia pasrah dengan apa yang akan terjadi pada istrinya, menyerahkan semua nya pada Allah SWT. Sesampai nya di Rumah sakit, betapa kagetnya ia karena perawat menyampaikan bahwa istri nya sudah siap untuk di operasi. Semua biaya operasi di tangung oleh dokter yang akan membantu operasi ini. Setelah bertemu, ternyata dokter tersebut adalah orang yang pernah di tolong oleh nya saat hendak di tambrak mobil.

Dari kisah ini, tentu ini menjadi tamparan bagi kita yang hidup dengan nafas gratis, dengan badan sehat, lahir sebagai umat islam namun enggan hidup secara islam, enggan untuk memberi, enggan untuk berbagi. Ingatlah, Semakin kuat ketergantungannya kepada Allâh Azza wa Jalla , maka akan semakin lemah ketergantungannya kepada seluruh makhluk. Begitu juga sebaliknya, semakin kuat ketergantungan manusia kepada makhluk, maka semakin lemah ketergantungannya kepada Allâh Azza wa Jalla.

Hakikat kaya bukanlah dengan banyaknya harta benda, namun kaya yang sebenarnya adalah kaya hati merasa ridha dan cukup dengan rezeki yang dikaruniakan. Berbagi mengingatkan kita mengenai kewajiban kita sebagai makhluk social, Untuk bersikap adil kepada mereka yang membutuhkan dengan memberikan bantuan sosial. Apabila kita dalam kondisi papa, keluarkan harta yang paling kita senangi, niscaya Allah Swt akan menghilangkan kemiskinan kita itu. Apabila kita memiliki kecukupan, keluarkanlah infaq, niscaya Allah Swt akan menambah kekayaan kita. Apabila kita kaya, gemarlah berinfaq dengan tulus, supaya semakin kaya. Dan apabila kita sedang sakit, berinfaklah, Insya Allah sakit itu akan segera disembuhkan oleh-Nya. Memberi adalah solusi yang jitu untuk mengatasi berbagai kerumitan kehidupan kita. Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah (QS. Al-Lail (92) : 5-7).

#donasi.dompetdhuafa.org
#www.dompetdhuafa.org

“Tulisan ini di ikutsertakan dalam lomba Blog Jangan Takut Berbagi yang diselenggarakan oleh Dompet dhuafa”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar